Laporan Nutrisi Ikan Senin,
09 Desember 2013
PENGHITUNGAN
KADAR AIR PADA PELET IKAN
Oleh :
Deni Saputra
4443110373
Asisten :
Muhlisoh
Ida Hadijah
Dian Yuliana
Rizki Hartika
Siska Nuraeni
Iin inayati
JURUSAN
PERIKANAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
2013
Abstrak
Persyaratan teknis yang harus diperhatikan dalam
memilih bahan baku untuk pembuatan pakan buatan adalah : mempunyai nilai gizi
tinggi, tidak mengandung racun, sesuai dengan kebiasaan makan ikan, bahan baku
yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kebiasaan makan ikan di alam, hal
ini dapat meningkatkan selera makan dan daya cerna ikan.
Uji coba pakan secara fisik bertujuan untuk mengetahui stabilitas pellet di
dalam air (Water Stability Feed)
yaitu daya tahan pakan buatan di dalam air. Selain itu uji fisik dapat
dilakukan dengan melihat kehalusan dan kekerasan bahan baku pakan yang akan
sangat berpengaruh terhadap kekompakan pakan di dalam air. Uji coba ini sangat berguna bagi
konsumen dan juga sebagai pengawasan mutu pakan yang diproduksi. Uji pakan
secara kimia meliputi : uji kadar air, uji kadar protein, uji kadar lemak,
kadar Serat kasar, dan kadar abu.
Kata
kunci : Bahan Baku, Uji kadar air, Uji
Secara Kimia.
1. PENDAHULUAN
Kebutuhan tepung ikan di Indonesia
mengalami peningkatan sejalan dengan pengembangan usaha peternakan unggas dan
budidaya hasil perikanan sesuai dengan informasi DirektoratJenderal Peternakan,
kebutuhan tepung ikan untuk pakan unggas sebesar + 225.000 ton yang
merupakan salah satu komponen pakan unggas yang diproduksi pada tahun tersebut
sebesar + 4,5 juta ton (pakan unggas mengandung tepung ikan sebesar 5%).
Oleh karena itu perlu
dipikirkan pengambangan pengolahan tepung ikan dan produk alternatifnya di
Indonesia agar dapat membantu kesulitan peternak/petani ikan. Hal ini sangat
dimungkinkan karena harga tepung ikan impor cukup mahal dan produk dalam negeri
menjadi komperatif dan memungkinkan untuk menggunakan bahan baku “By catch”.
Salah satu produk alternatif yang dapat dikembangkan adalah “ silase ikan” atau
“tepung silase ikan” (TSI) yang dapat menggunakan bahan baku segala jenis ikan
dan sisa pengolahan ikan serta teknologinya sangat sederhana.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
Persyaratan teknis yang harus
diperhatikan dalam memilih bahan baku untuk pembuatan pakan buatan adalah :
mempunyai nilai gizi tinggi, tidak mengandung racun, sesuai dengan kebiasaan
makan ikan, bahan baku yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kebiasaan
makan ikan di alam, hal ini dapat meningkatkan selera makan dan daya cerna
ikan. Sedangkan persyaratan sosial ekonomis yang perlu diperhatikan dalam
memilih bahan baku untuk pembuatan pakan buatan adalah :mudah diperoleh mudah
diolah harganya relatif murah bukan merupakan makanan pokok manusia, sehingga
tidak merupakan saingan.sedapat mungkin memanfaatkanlimbah industri pertanian
(Gusrina, 2008).
Setelah ditentukan komposisi
bahan baku yang akan dibuat pakan buatan dengan menggunakan salah satu metode,
langkah selanjutnya adalah melakukan pembuatan pakan ikan. Prosedur dalam
pembutan pakan ikan dapat dikelompokkan berdasarkan skala usahanya yaitu: skala
besar yaitu pembuatan pakan ikan secara besar/pabrikasi, skala sedang yaitu
pembuatan pakan untuk memenuhi kegiatan produksi dengan peralatan sedang
skala kecil yaitu pembuatan pakan secara sederhana dengan menggunaka peralatan
rumah tangga (Sunarso,2008).
3. METODOLOGI
Praktikum nutrisi ikan yang berjudul
pengamatan kadar air pada pelet ikan ini dilaksanakan pada hari senin tanggal
09 Desember 2013 pada pukul 15.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB di
Laboratorium Teknologi Penanganan Hasil Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali
ini adalah cawan petri, timbangan analitik, dan oven. Sedangkan bahan yg
digunakan adalah pelet ikan.
Metode pada praktikum nutrisi ikan
kali ini adalah peralatannya, kemudian cawan di oven pada suhu 105°C selama 2
jam, bahan (pelet) ditimbang sebanyak 4 gram atau A gram, bahan dimasukan ke dalam cawan dan
ditimbang jadi x gram, cawan dioven pada suhu 105°C selama 2 jam, cawan
dikeluarkan dan ditimbang jadi Y gram.
Diagram alir :
cawan di oven pada suhu 105°C selama
2 jam
bahan (pelet) ditimbang sebanyak 4
gram atau A gram
bahan dimasukan ke dalam cawan dan
ditimbang jadi x gram
cawan dioven pada suhu 105°C selama
2 jam
cawan
dikeluarkan dan ditimbang jadi Y gram
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 hasil data kelompok :
No.
|
Kelompok
|
Merk Pelet
|
Berat pelet sebelum
dicawan (A)
|
Berat pelet + cawan
sebelum dioven (X)
|
Berat pelet + cawan
setelah dioven (Y)
|
Kadar air (%)
|
1
|
Kelompok 1
|
Strafit Tropical
|
4 gram
|
32 gram
|
31 gram
|
25%
|
2
|
Kelompok 2
|
Pelet Super Vit
|
4 gram
|
31 gram
|
31 gram
|
0%
|
3
|
Kelompok 3
|
Takari
|
4 gram
|
32,55 gram
|
32 gram
|
13,75%
|
4
|
Kelompok 4
|
Hokky Flower Horn
|
4 gram
|
30 gram
|
29 gram
|
25%
|
5
|
Kelompok 5
|
Intraco
|
4 gram
|
29,3 gram
|
29 gram
|
7,3%
|
6
|
Kelompok 6
|
Asahi
|
4 gram
|
33 gram
|
32 gram
|
25%
|
Dari hasil data pengamatan ter sebut
didapat bahwa pada pakan kelompok satu itu mengalami penurunan kadar air
sebanyak 25 %, sedangkan pada kelompok 0%, pada kelompok tiga itu sebanyak 13,
75 %, sedangkan pada kelompok empat, lima dan enam, yaitu 25%, 7,3% dan 25 %.
Itu akibat dari pengopenan selama 2 jam dalam suhu 105C.
KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan dapat di
simpulkan bahwa, pakan tersebut kadarairnya menurun akibat di open selama 2 jam
dalam suhu 105C. Praktikan dapat mengetahui prosedur bagai mana cara mengetahui
kadar air dalam suatu pakan terbeut.
SARAN
Pada saat praktukum seharusnya
prosedurkerja di dalam peper jaadi sebelum praktikan mempraktikan hal tersebut
tidak bingung mau ngerjain apa dulu.
DAFTAR
PUSTAKA
Handajani, dan Widodo, 2010. Nutrisi
Ikan. Universitas Muhamadiyah Malang Press. Malang.
Kordi, G.,
2007. Meramu Pakan Untuk Ikan Karnivora. Aneka Ilmu. Semarang.
Sunarso, 2008. Manajemen Pakan.
http:// pdf Engineer.com/manajemen pakan.pdf.(Kamis, 30 Desember 2010).
LAMPIRAN
Kelompok
1 Kelompok 5
X–Y
x 100% = 32–31 x 100% = 25% X–Y
x 100% = 29,3–29 x 100% =
7,5%
A 4 A 4
Kelompok
2 Kelompok
6
X–Y x
100% = 31–31 x 100% = 0% X–Y x 100% = 33 – 32 x
100% = 25%
A
4 A 4
Kelompok
3
X – Y x
100% = 32,55 – 32 x 100% = 13,75%
A 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar