Rabu, 15 April 2015

LAPORAN OCEANOGRAFI

ABSTRAK

Sea is one of the natural resources that are critical to meet the needs of both the human life, catching, aquaculture, conservation, mineral, energy exploitation, tourism to transportation. Marine environment is dynamic or constantly changing. Dynamic marine environment is influenced by several factors such as physics, chemistry, and biology. The purpose oceanographic observations at the beach Pasauran to know the state of the coastal environment is viewed from the physical, chemical, and biological. Physical parameters were observed in the lab include, current speed, waves, water temperature. Chemical parameters were observed meiliputi DO, salinity, pH. DO parameters can be determined using the Winkler method. Diamatai biological parameters is the density. Measuring the value of these parameters was done directly on site lab and was done in the laboratory. Oceanography lab was conducted for 12 hours on 24 November 2012 at Carita Beach Pandeglang Pasauran Banten. Based on observations obtained data showing that the condition of marine waters parameter berfluktusi well. salinity of the water is very relative to 30 ‰. DO levels were normal observations ranged 4.99 ppm. The conclusion of the various data parameters taken showed water quality conditions or conditions Pasauran Coastal waters are still quite good.

Keywords: waves, beach, tide, salinity,










ABSTRAK

Laut merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia baik dari sektor, penangkapan, budidaya, konservasi, mineral, eksploitasi energi, pariwisata, hingga transportasi. Lingkungan laut bersifat dinamis atau selalu berubah. Lingkungan laut yang bersifat dinamis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti fisika, kimia, dan biologi. Tujuan pengamatan oseanografi di pantai Pasauran untuk mengetahui keadaan lingkungan pantai tersebut dilihat dari keadaan fisik, kimia, dan biologi. Parameter fisik yang diamati dalam praktikum meliputi, kecepatan arus, gelombang, suhu air. Parameter kimia yang diamati meiliputi DO, salinitas, pH. Parameter DO dapat diketahui menggunakan metode Winkler. Parameter biologi yang diamatai adalah densitas. Pengukuran nilai parameter-parameter tersebut ada yang langsung dilakukan di lokasi praktikum dan ada yang dilakukan di laboratorium. Praktikum oseanografi ini dilaksanakan selama 12 jam pada tanggal 24 November 2012 di Pantai Pasauran Carita Pandeglang Banten. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data yang menunjukkan bahwa kondisi parameter perairan laut berfluktusi baik. salinitas air sangat relatif hingga 30 ‰. Kadar DO dari pengamatan masih normal yaitu berkisar 4,99 ppm. Kesimpulan dari berbagai data parameter yang diambil menunjukkan kondisi kualitas air maupun kondisi perairan Pantai Pasauran masih tergolong baik.

Kata kunci : gelombang, pantai, pasang, salinitas,






BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu yang murni, tetapi merupakan perpaduan dari bermacam-macam ilmu dasar yang lain. Ilmu-ilmu lain yang termasuk di dalamnya ialah ilmu tanah (geology). Ilmu bumi (geography). Ilmu fisika (physics), ilmu kimia (chemistry). Ilmu hayat (biology) dan ilmu iklim (metereology) (Hutabarat, 2008).
Laut, seperti halnya daratan, dihuni oleh biota, yakni tumbuh-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme hidup. Biota laut menghuni hampir semua bagianlaut, mulai dari pantai, permukaan laut sampai dasar laut yang teluk sekalipun. Keberadaan biota laut ini sangat menarik perhatian manusia, bukan saja karena kehidupannya yang penuh rahasia, tetapi juga karena manfaatnya yang besar bagi kehidupan manusia (Romimohtarto, 2009).

I.2 Tujuan
           
Mengetahui kwalitas perairan di pasauran dari aspek fisika perairannya.
Mengetahui kwalitas  perairan di pasauran dari aspek kimia perairannya.
Meegetahui besar gelombang di pasauran








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Parameter Fisika
1.1 Suhu
Suhu di laut adalah salah satu factor yang amat penting bagi kehidupan organisme di lautan, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas metabolisme di lautan, karena suhu mempengaruhi baik akivitas metabolisme maupun perkembangbiakan dari organisme-organisme tersebut. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika banyak dijumpai bermacam-macam jenis hewan yang terdapat di berbagai tempat di dunia. Sebagai contoh, binatang karang di mana penyebarannyan sangat di batasi oleh perairan yang hangat yang terdapat di daerah tropic dan subtropik (Hutabarat, 2008).
1.2 Kecerahan
Faktor lain yang mempengaruhi proses penyerapan dalam air laut antara lain lumpur dan mikroorganisme (fitoplankton), sehingga tingkat kecerahan suatu perairan sangat mempengaruhi intensitas cahaya yang terserap dalam kolom air di perairan tersebut (Sediandi, 2003).
Penyinaran cahaya matahari akan berkurang secara cepat sesuai dengan makin tingginya kedalaman lautan. Pada perairan yang dalam dan jernih proses fotosintesa hanya terdapat sampai kedalaman sekitar 200 meter saja. Adanya bahan – bahan yang melayang – layang dan tingginya nilai kekeruhan di perairan dekat pantai penetrasi cahaya akan berkurang di tempat ini. Akibatnya penyebaran tanaman hijau di sini hanya dibatasi sampai pada kedalaman antara 15 dan 40 meter (Hutabarat, 2008).
1.3 Tipe Substrat
Molekul organik yang telah berada dalam kondisi siap/segera bereaksi, karena telah mengandung promoter. Keberadaan katalis akan mempercepat reaksi substrat menuju molekul produk, melalui reaksi kimiawi dengan energi aktivasi rendah yang membentuk senyawa intermediat. Walaupun demikian, tanpa katalis, sebuah substrat akan bereaksi menuju sebuah produk, segera setelah energi aktivasi reaksi kimia yang diarahkan oleh suatu promoter tercapai.
1.4. Kecepatan Arus
Arus laut permukaan merupakan pencerminan langsung dari pola angina yang bertiup pada waktu itu. Jadi arus permukaan ini digerakkan oleh angin. Air dilapisan bawahnya ikut terbawa, karena adanya gaya coriolis (coriolis force), yakni gaya yang diakibatkan oleh perputaran bumi, maka arus dipermukaan laut berbelok kekanan dari arah angina dan arus di lapisan bawahnya akan berbelok lebihkekanan lagi dari arah arus permukaan. Ini terjadi di belahan bumi utara. Di belahan bumi selatan terjadi hal sebaliknya (Romimahtarto, 2009).
Kecepatan arus dan arah arus dapat diukur dengan menggunakan alat pengukur arus (current meter). Alat elektronik tersebut berbenuk seperti roket atau torpedo yang pada bagian belakang terdapat sayap dan baling – baling. Baling – baling akan berputar sesuai dengan kecepatan arus yang akan diukur. Dari alat tersebut dihubungkan dengan sebuah alat penunjuk arah dan kecepatan melalui sebuah kabel yang cukup panjang (Wibisono, 2011).

II.2 Parameter Kimia
2.1 Salinitas
Ciri paling khas pada air laut yang diketahui oleh semua orang ialah rasanya yang asin. Ini disebabkan karena di dalam air laut terlarut bermacam –macam garam, yang paling utama adalah garam natrium klorida (NaCl) yang sering pula disebut garam dapur. Garam dapur banyak diproduksi di Madura dan juga di daerah lainnya diperoleh dengan menguapkan air laut hingga tersisa Kristal – Kristal garamnya. Selain garam klorida, di dalam air laut terdapat pula garam – garam magnesium, kalsium, kalium dan sebagainya. (Nontji,2007)
 Dalam literature oseanologi dikenal istilah salinitas yang maksudnya ialah jumlah berat semua garam yang terlarut dalam satuliter air, biasanya dinyatakan dengan satuan %0 (Nontji,2007)





2.2 pH
Biasanya pH air larutan 7,6 – 8,3 dan terutama mengandung ion HCO3 pH tetap konstan yaitu 7,6 – 8,3. Fakta inilah yang menjamin berbagai jenis ikan laut dapat hidup. Pengukuran pH air laut itu sulit, sebab adanya pengaruh temperature dan slinitas. Bila temperature naik atau tekanan naik maka proses dissosiasi itu merubah konstante disosiasi H2CO3, dan akibatnya pH turun dan kadar oksigen juga turun (brotowidjoyo, 1999).
Konsentrasi ion zat air dalam air laut yang dinyatakan dengan PH adalah konstan, berbeda-beda antara 7,6 dan 8,3. Penyanggan terutama merupakan hasil dari kesetimbangan karbondioksid, asam karbonat, dan kesetimbangan bikarbonatkarbonat, effek penyanggan dari partikel-pertikel tanah liat yang halus dan lebih kurang ukuranya, asam borat, pada nilai PH yang lebih tinggi pengendapan kalsium atau kalsium karbonat dimudahkan(Zottoli, 1983).

2.3 DO
Dilapisan permukaan laut konsentrasi gas oksigen sangat bervariasi dan
sangat dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi suhu makin berkurang tingkat kelarutan oksigen. Tapi anehnya semakin dalam pada beberapa ratus meter di bawah permukaan air laut, walaupun suhu makin menurun ternyata kadar oksigennya jua semakin berkurang sehingga bisa di temukan lapisan air laut dengan kadar oksigen minimum.
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut. Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut (Salmin, 2005).


2.4 Gelombang
Gelombang selalu menimbulkan sebuah ayunan air yang bergerak tanpa henti – hentinya pada lapisan permukaan laut dan jarang dalam keadaan sma sekali  diam. Hembusan angin sepoi – sepoi dalam keadaan sama sekali diam. Hembusan angin sepoi – sepoi pada cuaca yang tenang sekalipun sudah cukup untuk dapat menimbulkan riak gelombang. Sebaliknya dalam keadaan dimana terjadi badai yang besar dapat menimbulkan suatu gelombang besar yang dapat mengakibatkan suatu kerusakan hebat pada kapal atau daerah – daerah pantai (Hutabarat, 2008).
Gelombang sebagian ditimbulkan oleh dorongan angin di atas permukaan
laut dan sebagian lagi oleh tekanan tangensial pada partikel air. Angin yang bertiup di permukaan laut mula – mula menimbulkan riak gelombang (ripples). Jika kemudian angin berhenti bertiup maka riak gelombang akan hilang dan permukaan laut merata kembali.


















BAB III
METODOLOGI

III.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum Kualitas Perairan dan Gelombang Perairan dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 24 bulan November tahun 2012 pukul 08.00 WIB sampai 11.30 WIB yang bertempat di desa Pasauran Kelurahan Cinangka, Anyer.
III.2 Alat dan Bahan
            Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum Kualitas Perairan dan Gelombang Perairan antara lain : Secchidisk, Termometer, Refraktometer, PH-meter / kertas indicator universal, DO-meter, bola pimpong, tali rapia, Transek 1x 1 m, papan berskala/tongkat berskala (tinggi 1,5m skala 5cm), stopwatch, dan sekop kecil.
III.3 Prosedur Kerja
a.       Parameter Fisika
·         Suhu
Memasukan ujung termometer kedalam perairan, menunggu kurang lebih 3 menit, dan mencatat nilai suhu yang ditunjukan pada thermometer.
·         Kecerahan
Secchidisk diturunkan perlahan di perairan, catat kedalaman saat sechidisk tidak terlihat, tarik perlahan sechidisk hingga terlihat kembali, kemudian mencatat hasilnya.
·         Tipe Substrat
Menurunkan sekop sampai dasar perairan, kemudian mengambil sampel dasar perairan, lalu diamati sampel perairan.




·         Kecepatan Arus
Meletakan transek pada permukaan perairan, melepaskan bola pingpong dari  ujung transek, kemudian mencatat waktu yang dibutuhkan bola pingpong untuk sampai ke ujung transek yang lain.

b.      Parameter Kimia
·         Salinitas
Menyiapkan alat, penutup dibuka tempat diteteskan air, melakukan kalibrasi terlebih dahulu (ditetesi aquades, kemudian dilap dengan tisu), meneteskan air pada tempat diteteskannya sampel air, menutup kembali penutupnya, melihat hasilnya melalui teropong pada pangkal alat (memastikan cahaya cukup terang).
·         pH
Menyambungkan kabel kedalam port on/off untuk menyalakan, menunggu sampai stabil (bunyi dan tanda bunyi disebelah kiri dibawah layar) sebelum melakukan pengukuran melakukan terlebih dahulu kalibrasi (menggunakan 2-3 larutan buffer, tekan cal untuk permintaan kalibrasi, memilas electrode dengan aquades,  mencelupkan electrode dengan buffer, menekan read/enter menunggu beberapa saat hingga stabil) untuk pengukuran, mengambil samplel air memasukan electrode (hanya sensor elekrodenya).

·         DO
Menyambungkan kabel electrode kedalam port yang sesuai, menekan tombol on/off untuk menyalakan tunggu sampai stabil (bunyi dan tanda kunci disebelah kiri bawah layar), sebelum dilakukan terlebih dahulu kalibrasi ( menggunakan 2-3 larutan buffer, tekan cal untuk permintaan kalibrasi, membilas electrode dengan aquades,  mencelupkan electrode dengan buffer, menekan read/enter menunggu beberapa saat hingga stabil) untuk pengukuran, mengambil samplel air memasukan electrode (hanya sensor elekrodenya).
c.       Gelombang
Satu mahasiswa berdiri membelakangi datangnya gelombang sambil memegangi tongkat berskala/papan berskala, dua mahasiswa lainnya berdiri disisi kanan/kiri papan berskala/tongkat berskala untuk mencatat waktu (mencatat waktu yang dibutuhkan dari satu bukit gelombang yang mengenai mahasiswa yang memegang tongkat berskala atau yang mengenai papan berskala/tongkat berskala) dan melihat ketinggian yang terbentuk saat gelombang pecah mengenai mahasiswa yan memegang papan berskala ketinggian yang terbentuk saat gelombang pecah mengenai papan berskala/tongkat berskala.




















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 Data hasil pengamatan
Kecepatan arus (m/s)
Kecerahan (cm)
Suhu (◦C)
Salinitas (ppt)
pH
gelombang
DO (mg/L)
Tipe substrat
0,291 m/s
17 cm
30,36 0C
39,33 ppt
7.02
40,03 cm
4.99 mg/L
Batu Berpasir

1.      Kecepatan arus
Panjang tali yang dipakai        : 1 m
Lama waktu                            : 0,875 detik
Kecepatan arus                        : 0,291 m/s
Arah arus                                 : Dari Barat ke Timur
2.      Kecerahan
Hasil Pengukuran:
1. Pengukuran pada pukul 10.45 WIB
Kedalaman secchi disk (mulai tampak) : 17 cm
3.      Suhu
Pengukuran pada pukul 10.45 WIB
Suhu air laut :  30,36 0C
4.      Salinitas
Percobaan 1 : 39 ppt
Percobaan 2 : 39 ppt
Percobaan 3 : 40 ppt 
5.      pH
Percobaan 1 : 6,80
Percobaan 2 : 7,05
Percobaan 3 : 7,21


6.      D.O
Percobaan 1 : 5,28 mg/L
Percobaan 2 : 4,93 mg/L
Percobaan 3 : 4,76 mg/L
7.      Tipe substrat
Pada perairan yang kami amati tipe substrat adalah batu berpasir.
                                 


8.      Gelombang
Perobaan
Tinggi gelombang (cm)
1
48
2
50
3
43
4
47
5
41
6
34
7
30
8
41
9
41
10
43
11
42
12
45
13
46
14
48
15
47








Percobaan
Tinggi gelombang
(cm)
16
50
17
43
18
43
19
42
20
37
21
38
22
43
23
43
24
43
25
44
26
50
27
47
28
40
29
40
30
42










IV. 2 Pembahasan
2.1 Parameter Fisika
Dalam parameter fisika kita berkonsentrasi pada suhu, kecerahan, tipe substrat, dan kecepatan arus. Pada parameter suhu kita menggunakan termometer. Sementara pada kecerahan alat bantu pengukuran menggunakan secidish. Secidish adalah alat berupa piringan yang terdapat warna hitam dan putih dengan tujuan agar mempermudah proses pengamatan di dalam air. Secidish dimodifikasi dengan meletakkan tongkat bersekala di kengahnya.
Dalam pengamatan tipe substrat kami menggunakan cara mengambil sample dasar perairan. Sementara itu kecepatan arus dapat diketahui dengan cara sederhana, yaitu meletakkan bola pingpong pada arus air dan mengukur pergerakan bola tersebut hingga jarak yang ditentukan.
2.2 Parameter Kimia
Dalam parameter kimia kita berkonsentrasi pada DO, pH, Salinitas. DO dapat diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan DO meter. Sementara salinitas dapat diketahui dengan menggunakan alan refrakto meter, dan lakmus atau pH meter digunakan sebagai alat untuk mengukur pH atau kadar keasaman.

2.3 Gelombang
a. Tinggi Gelombang
Pada pengukuran tinggi gelombang alat yang digunakan yaitu tongkat berskala. Setelah tingkat disiapkan, bawa tongkat skala di tepi pantai kemudian ditancapkan, diamati gelombang yang datang dicatat berapa tinggi gelombang saat menyentuh tongkat skala. Cara pengukuran harus dengan hati-hati dan cermat karena gelombang datang dengan cepat. Pengukuran ini diulangi sebanyak 3x kemudian catat hasilnya.




b. Periode gelombang
Tongkat skala yang sudah ditancapkan diperairan pantai diamati, apabila gelombang datang, stopwatch dinyalakan saat puncak pertama gelombang menyentuh tongkat skala dan dimatikan saat puncak gelombang selanjutnya yang menyentuh tongkat skala. Dicatat hasilnya dalam tabel pengamatan ke-1 dan diulangi langkah-langkah diatas untuk pengamatan 2 dan 3, sehingga diperoleh hasil rata-rata dari periode gelombang tersebut.

























BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
Dari  hasil  praktikum  yang  telah  dilaksanakan,  maka  diperoleh  beberapa kesimpulan yaitu :
• Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam air.
• pH adalah kepekatan ion-ion yang terlepas dalam suatu perairan.
• suhu  mempengaruhi  aktivitas  metabolisme  organisme,  karena  penyebaran organisme  baik  di  lautan  maupun  perairan  tawar  dibatasi  oleh  suatu  perairan tersebut.   
• Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan ke dalam air dan dinyatakan dalam persen.
• Arus adalah pergerkan massa air secara vertikal dan horizontal sehingga menujukeseimbangan.
• Gelombang  sebagian  ditimbulkan  oleh  dorongan  angin  di  atas  permukaan laut dan sebagian lagi oleh tekanan tangensial pada partikel air.
• Oksigen  terlarut  (Dissolved Oxygen  = DO)  dibutuhkan  oleh  semua  jasad  hidup untuk  pernapasan,  proses  metabolisme  atau  pertukaran  zat  yang  kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.
 •  Data hasil praktikum Parameter  nilai
•  parameter kimia, pH  8, DO  12,195 mg/l, Salinitas  31 ppt
•  Parameter fisika. Suhu  
Pada pukul 10.45       : 31°C
Pada pukul 11.45       : 300 C
kecepatan arus  0,195 m/s
Gelombang  15 Cm
Kecerahan  Pukul 10.45 WIB  : 329 cm
pada   Pukul 11.45 WIB  : 321,5 cm         
      
Saran
Dari praktikum oceanografi  yang  telah dilakukan diharapkan para praktikan untuk berhati-hati dalam melaksanakan praktikum karena para praktikan    langsung berada di tengah lautan juga berhati-hati dalam menggunakan alat praktikum karena kebanyakan alat terbuat dari bahan pecah belah.














DAFTAR PUSTAKA
Abdulmunthalib.  2009.  Stratifikasi  Perairan.
http://www.abdulmuthalib.co.cc/2009/08/stratifikasi-dalam-perairan-
tergenang.html. diakses pada tanggal 08 Juni 2011. Pukul 15.40 WIB
Arfianti.Dini.2008. http// www. Oceanografi_sifat optis air.org.id/ ?php./diakses pada  tanggal 3 Juni 2011, pada pukul 13.00 WIB.
Hutabarat  &  Evans.1985.  Pengantar  Oseanografi.  Penerbit  Universitas  Indonesia  (UI Press) ; Jakarta.
Marindo.2007.  http//  www.Marindo_Oceanografi.org.id  /  diakses  pada  8  Juni  2011 pukul 04.01 WIB
Nontji, Anugerah.2007. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan ; Jakarta.
Nybaken. 1985. Biologi Laut. Penerbit Erlangga ; Jakarta.
Reindo,  2011.  El  Nino  dan  La  Nina.
http://www.reindo.co.id/reinfokus/edisi23/elnino_lanina.htm.  diakses  pada
                       tanggal 06 Juni 2011 pukul 17.00 WIB
Romimohtarto, Kasijan. 2009. Biologi Laut. Penerbit Djambatan ; Jakarta.










LAMPIRAN

a.       Dokumentasi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar