ABSTRAK
Sea is one
of the natural resources that are critical to meet the needs of both the human
life, catching, aquaculture, conservation, mineral, energy exploitation,
tourism to transportation. Marine environment is dynamic or constantly
changing. Dynamic marine environment is influenced by several factors such as
physics, chemistry, and biology. The purpose oceanographic observations at the
beach Pasauran to know the state of the coastal environment is viewed from the
physical, chemical, and biological. Physical parameters were observed in the
lab include, current speed, waves, water temperature. Chemical parameters were
observed meiliputi DO, salinity, pH. DO parameters can be determined using the
Winkler method. Diamatai biological parameters is the density. Measuring the
value of these parameters was done directly on site lab and was done in the
laboratory. Oceanography lab was conducted for 12 hours on 24 November 2012 at
Carita Beach Pandeglang Pasauran Banten. Based on observations obtained data
showing that the condition of marine waters parameter berfluktusi well.
salinity of the water is very relative to 30 ‰. DO levels were normal
observations ranged 4.99 ppm. The conclusion of the various data parameters
taken showed water quality conditions or conditions Pasauran Coastal waters are
still quite good.
Keywords: waves, beach, tide,
salinity,
ABSTRAK
Laut
merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia baik dari sektor, penangkapan, budidaya, konservasi,
mineral, eksploitasi energi, pariwisata, hingga transportasi. Lingkungan laut
bersifat dinamis atau selalu berubah. Lingkungan laut yang bersifat dinamis ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti fisika, kimia, dan biologi. Tujuan pengamatan
oseanografi di pantai Pasauran untuk mengetahui keadaan lingkungan pantai
tersebut dilihat dari keadaan fisik, kimia, dan biologi. Parameter fisik yang
diamati dalam praktikum meliputi, kecepatan arus, gelombang, suhu air.
Parameter kimia yang diamati meiliputi DO, salinitas, pH. Parameter DO dapat
diketahui menggunakan metode Winkler. Parameter biologi yang diamatai adalah densitas.
Pengukuran nilai parameter-parameter tersebut ada yang langsung dilakukan di
lokasi praktikum dan ada yang dilakukan di laboratorium. Praktikum oseanografi
ini dilaksanakan selama 12 jam pada tanggal 24 November 2012 di Pantai Pasauran
Carita Pandeglang Banten. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data yang
menunjukkan bahwa kondisi parameter perairan laut berfluktusi baik. salinitas
air sangat relatif hingga 30 ‰. Kadar DO dari pengamatan masih normal yaitu
berkisar 4,99 ppm. Kesimpulan dari berbagai data parameter yang diambil
menunjukkan kondisi kualitas air maupun kondisi perairan Pantai Pasauran masih
tergolong baik.
Kata kunci : gelombang, pantai,
pasang, salinitas,
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana
sebagai suatu ilmu yang mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah
merupakan suatu ilmu yang murni, tetapi merupakan perpaduan dari bermacam-macam
ilmu dasar yang lain. Ilmu-ilmu lain yang termasuk di dalamnya ialah ilmu tanah
(geology). Ilmu bumi (geography). Ilmu fisika (physics), ilmu kimia
(chemistry). Ilmu hayat (biology) dan ilmu iklim (metereology) (Hutabarat,
2008).
Laut, seperti halnya daratan, dihuni oleh biota,
yakni tumbuh-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme hidup. Biota laut menghuni
hampir semua bagianlaut, mulai dari pantai, permukaan laut sampai dasar laut
yang teluk sekalipun. Keberadaan biota laut ini sangat menarik perhatian
manusia, bukan saja karena kehidupannya yang penuh rahasia, tetapi juga karena
manfaatnya yang besar bagi kehidupan manusia (Romimohtarto, 2009).
I.2
Tujuan
Mengetahui
kwalitas perairan di pasauran dari aspek fisika perairannya.
Mengetahui
kwalitas perairan di pasauran dari aspek
kimia perairannya.
Meegetahui
besar gelombang di pasauran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Parameter Fisika
1.1 Suhu
Suhu di laut adalah
salah satu factor yang amat penting bagi kehidupan organisme di lautan, karena
suhu mempengaruhi baik aktivitas metabolisme di lautan, karena suhu
mempengaruhi baik akivitas metabolisme maupun perkembangbiakan dari
organisme-organisme tersebut. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika banyak
dijumpai bermacam-macam jenis hewan yang terdapat di berbagai tempat di dunia.
Sebagai contoh, binatang karang di mana penyebarannyan sangat di batasi oleh
perairan yang hangat yang terdapat di daerah tropic dan subtropik (Hutabarat,
2008).
1.2 Kecerahan
Faktor lain yang
mempengaruhi proses penyerapan dalam air laut antara lain lumpur dan
mikroorganisme (fitoplankton), sehingga tingkat kecerahan suatu perairan sangat
mempengaruhi intensitas cahaya yang terserap dalam kolom air di perairan
tersebut (Sediandi, 2003).
Penyinaran cahaya
matahari akan berkurang secara cepat sesuai dengan makin tingginya kedalaman
lautan. Pada perairan yang dalam dan jernih proses fotosintesa hanya terdapat
sampai kedalaman sekitar 200 meter saja. Adanya bahan – bahan yang melayang –
layang dan tingginya nilai kekeruhan di perairan dekat pantai penetrasi cahaya
akan berkurang di tempat ini. Akibatnya penyebaran tanaman hijau di sini hanya
dibatasi sampai pada kedalaman antara 15 dan 40 meter (Hutabarat, 2008).
1.3 Tipe Substrat
Molekul organik yang
telah berada dalam kondisi siap/segera bereaksi, karena telah mengandung promoter. Keberadaan katalis akan
mempercepat reaksi substrat menuju molekul produk, melalui reaksi kimiawi
dengan energi aktivasi rendah yang membentuk senyawa intermediat. Walaupun
demikian, tanpa katalis, sebuah substrat akan bereaksi menuju sebuah produk,
segera setelah energi aktivasi reaksi kimia yang diarahkan oleh suatu promoter
tercapai.
1.4. Kecepatan Arus
Arus laut permukaan
merupakan pencerminan langsung dari pola angina yang bertiup pada waktu itu.
Jadi arus permukaan ini digerakkan oleh angin. Air dilapisan bawahnya ikut
terbawa, karena adanya gaya coriolis (coriolis force), yakni gaya yang
diakibatkan oleh perputaran bumi, maka arus dipermukaan laut berbelok kekanan
dari arah angina dan arus di lapisan bawahnya akan berbelok lebihkekanan lagi
dari arah arus permukaan. Ini terjadi di belahan bumi utara. Di belahan bumi
selatan terjadi hal sebaliknya (Romimahtarto, 2009).
Kecepatan arus dan arah
arus dapat diukur dengan menggunakan alat pengukur arus (current meter). Alat
elektronik tersebut berbenuk seperti roket atau torpedo yang pada bagian
belakang terdapat sayap dan baling – baling. Baling – baling akan berputar
sesuai dengan kecepatan arus yang akan diukur. Dari alat tersebut dihubungkan
dengan sebuah alat penunjuk arah dan kecepatan melalui sebuah kabel yang cukup
panjang (Wibisono, 2011).
II.2 Parameter Kimia
2.1 Salinitas
Ciri paling khas pada
air laut yang diketahui oleh semua orang ialah rasanya yang asin. Ini
disebabkan karena di dalam air laut terlarut bermacam –macam garam, yang paling
utama adalah garam natrium klorida (NaCl) yang sering pula disebut garam dapur.
Garam dapur banyak diproduksi di Madura dan juga di daerah lainnya diperoleh
dengan menguapkan air laut hingga tersisa Kristal – Kristal garamnya. Selain
garam klorida, di dalam air laut terdapat pula garam – garam magnesium,
kalsium, kalium dan sebagainya. (Nontji,2007)
Dalam literature oseanologi dikenal istilah
salinitas yang maksudnya ialah jumlah berat semua garam yang terlarut dalam
satuliter air, biasanya dinyatakan dengan satuan %0 (Nontji,2007)
2.2 pH
Biasanya pH air larutan 7,6 – 8,3 dan terutama
mengandung ion HCO3 pH tetap konstan yaitu 7,6 – 8,3. Fakta inilah yang
menjamin berbagai jenis ikan laut dapat hidup. Pengukuran pH air laut itu
sulit, sebab adanya pengaruh temperature dan slinitas. Bila temperature naik
atau tekanan naik maka proses dissosiasi itu merubah konstante disosiasi H2CO3,
dan akibatnya pH turun dan kadar oksigen juga turun (brotowidjoyo, 1999).
Konsentrasi
ion zat air dalam air laut yang dinyatakan dengan PH adalah konstan,
berbeda-beda antara 7,6 dan 8,3. Penyanggan terutama merupakan hasil dari
kesetimbangan karbondioksid, asam karbonat, dan kesetimbangan
bikarbonatkarbonat, effek penyanggan dari partikel-pertikel tanah liat yang
halus dan lebih kurang ukuranya, asam borat, pada nilai PH yang lebih tinggi
pengendapan kalsium atau kalsium karbonat dimudahkan(Zottoli, 1983).
2.3 DO
Dilapisan
permukaan laut konsentrasi gas oksigen sangat bervariasi dan
sangat dipengaruhi oleh suhu. Makin
tinggi suhu makin berkurang tingkat kelarutan oksigen. Tapi anehnya semakin
dalam pada beberapa ratus meter di bawah permukaan air laut, walaupun suhu
makin menurun ternyata kadar oksigennya jua semakin berkurang sehingga bisa di
temukan lapisan air laut dengan kadar oksigen minimum.
Oksigen terlarut (Dissolved
Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses
metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk
pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk
oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama
oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas
dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut. Kecepatan
difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti kekeruhan
air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang
dan pasang surut (Salmin, 2005).
2.4 Gelombang
Gelombang selalu
menimbulkan sebuah ayunan air yang bergerak tanpa henti – hentinya pada lapisan
permukaan laut dan jarang dalam keadaan sma sekali diam. Hembusan angin sepoi – sepoi dalam
keadaan sama sekali diam. Hembusan angin sepoi – sepoi pada cuaca yang tenang
sekalipun sudah cukup untuk dapat menimbulkan riak gelombang. Sebaliknya dalam
keadaan dimana terjadi badai yang besar dapat menimbulkan suatu gelombang besar
yang dapat mengakibatkan suatu kerusakan hebat pada kapal atau daerah – daerah
pantai (Hutabarat, 2008).
Gelombang sebagian
ditimbulkan oleh dorongan angin di atas permukaan
laut dan sebagian lagi oleh tekanan tangensial pada
partikel air. Angin yang bertiup di permukaan laut mula – mula menimbulkan riak
gelombang (ripples). Jika kemudian angin berhenti bertiup maka riak
gelombang akan hilang dan permukaan laut merata kembali.
BAB III
METODOLOGI
III.1
Waktu dan Tempat
Praktikum Kualitas Perairan dan
Gelombang Perairan dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 24 bulan November
tahun 2012 pukul 08.00 WIB sampai 11.30 WIB yang bertempat di desa Pasauran
Kelurahan Cinangka, Anyer.
III.2
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan
pada saat praktikum Kualitas Perairan dan Gelombang Perairan antara lain :
Secchidisk, Termometer, Refraktometer, PH-meter / kertas indicator universal, DO-meter,
bola pimpong, tali rapia, Transek 1x 1 m, papan berskala/tongkat berskala
(tinggi 1,5m skala 5cm), stopwatch, dan sekop kecil.
III.3
Prosedur Kerja
a. Parameter Fisika
·
Suhu
Memasukan ujung
termometer kedalam perairan, menunggu kurang lebih 3 menit, dan mencatat nilai suhu yang ditunjukan pada
thermometer.
·
Kecerahan
Secchidisk
diturunkan perlahan di perairan, catat kedalaman saat sechidisk tidak terlihat,
tarik perlahan sechidisk hingga terlihat kembali, kemudian mencatat hasilnya.
·
Tipe
Substrat
Menurunkan sekop sampai dasar perairan, kemudian mengambil sampel
dasar perairan, lalu diamati sampel perairan.
·
Kecepatan
Arus
Meletakan transek pada permukaan perairan, melepaskan bola pingpong
dari ujung
transek, kemudian mencatat waktu yang dibutuhkan bola pingpong untuk sampai ke
ujung transek yang lain.
b.
Parameter
Kimia
·
Salinitas
Menyiapkan alat, penutup dibuka tempat diteteskan air, melakukan
kalibrasi terlebih dahulu (ditetesi aquades, kemudian dilap dengan tisu),
meneteskan air pada tempat diteteskannya sampel air, menutup kembali
penutupnya, melihat hasilnya melalui teropong pada pangkal alat (memastikan cahaya cukup terang).
·
pH
Menyambungkan kabel kedalam port on/off untuk menyalakan, menunggu sampai stabil (bunyi dan
tanda bunyi disebelah kiri dibawah layar) sebelum melakukan pengukuran
melakukan terlebih dahulu kalibrasi (menggunakan 2-3 larutan buffer, tekan cal
untuk permintaan kalibrasi, memilas electrode dengan aquades, mencelupkan electrode dengan buffer, menekan
read/enter menunggu beberapa saat hingga stabil) untuk pengukuran, mengambil
samplel air memasukan electrode (hanya sensor elekrodenya).
·
DO
Menyambungkan
kabel electrode kedalam port yang sesuai, menekan tombol on/off untuk menyalakan tunggu sampai stabil (bunyi dan
tanda kunci disebelah kiri bawah layar), sebelum dilakukan terlebih dahulu
kalibrasi ( menggunakan 2-3 larutan buffer, tekan cal untuk permintaan
kalibrasi, membilas electrode dengan aquades,
mencelupkan electrode dengan buffer, menekan read/enter menunggu
beberapa saat hingga stabil) untuk pengukuran, mengambil samplel air memasukan
electrode (hanya sensor elekrodenya).
c.
Gelombang
Satu mahasiswa berdiri membelakangi datangnya gelombang sambil memegangi tongkat
berskala/papan berskala, dua mahasiswa lainnya berdiri disisi kanan/kiri papan
berskala/tongkat berskala untuk mencatat waktu (mencatat waktu yang dibutuhkan
dari satu bukit gelombang yang mengenai mahasiswa yang memegang tongkat
berskala atau yang mengenai papan berskala/tongkat berskala) dan melihat
ketinggian yang terbentuk saat gelombang pecah mengenai mahasiswa yan memegang papan
berskala ketinggian yang terbentuk saat gelombang pecah mengenai papan
berskala/tongkat berskala.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1 Data hasil
pengamatan
Kecepatan arus (m/s)
|
Kecerahan (cm)
|
Suhu (◦C)
|
Salinitas (ppt)
|
pH
|
gelombang
|
DO (mg/L)
|
Tipe substrat
|
0,291 m/s
|
17 cm
|
30,36 0C
|
39,33 ppt
|
7.02
|
40,03 cm
|
4.99 mg/L
|
Batu Berpasir
|
1.
Kecepatan arus
Panjang tali yang
dipakai : 1 m
Lama
waktu : 0,875
detik
Kecepatan arus : 0,291 m/s
Arah arus :
Dari Barat ke Timur
2. Kecerahan
Hasil Pengukuran:
1. Pengukuran
pada pukul 10.45 WIB
Kedalaman secchi
disk (mulai tampak) : 17 cm
3. Suhu
Pengukuran pada
pukul 10.45 WIB
Suhu air laut : 30,36
0C
4. Salinitas
Percobaan
1 : 39 ppt
Percobaan
2 : 39 ppt
Percobaan 3 : 40 ppt
5. pH
Percobaan
1 : 6,80
Percobaan
2 : 7,05
Percobaan 3 : 7,21
6. D.O
Percobaan
1 : 5,28 mg/L
Percobaan
2 : 4,93 mg/L
Percobaan 3 : 4,76 mg/L
7. Tipe
substrat
Pada perairan yang kami amati tipe substrat adalah
batu berpasir.
8. Gelombang
Perobaan
|
Tinggi gelombang (cm)
|
1
|
48
|
2
|
50
|
3
|
43
|
4
|
47
|
5
|
41
|
6
|
34
|
7
|
30
|
8
|
41
|
9
|
41
|
10
|
43
|
11
|
42
|
12
|
45
|
13
|
46
|
14
|
48
|
15
|
47
|
Percobaan
|
Tinggi
gelombang
(cm)
|
16
|
50
|
17
|
43
|
18
|
43
|
19
|
42
|
20
|
37
|
21
|
38
|
22
|
43
|
23
|
43
|
24
|
43
|
25
|
44
|
26
|
50
|
27
|
47
|
28
|
40
|
29
|
40
|
30
|
42
|
IV.
2 Pembahasan
2.1 Parameter Fisika
Dalam
parameter fisika kita berkonsentrasi pada suhu, kecerahan, tipe substrat, dan
kecepatan arus. Pada parameter suhu kita menggunakan termometer. Sementara pada
kecerahan alat bantu pengukuran menggunakan secidish. Secidish adalah alat
berupa piringan yang terdapat warna hitam dan putih dengan tujuan agar
mempermudah proses pengamatan di dalam air. Secidish dimodifikasi dengan
meletakkan tongkat bersekala di kengahnya.
Dalam
pengamatan tipe substrat kami menggunakan cara mengambil sample dasar perairan.
Sementara itu kecepatan arus dapat diketahui dengan cara sederhana, yaitu
meletakkan bola pingpong pada arus air dan mengukur pergerakan bola tersebut
hingga jarak yang ditentukan.
2.2
Parameter Kimia
Dalam
parameter kimia kita berkonsentrasi pada DO, pH, Salinitas. DO dapat diukur
dengan menggunakan alat yang dinamakan DO meter. Sementara salinitas dapat
diketahui dengan menggunakan alan refrakto meter, dan lakmus atau pH meter
digunakan sebagai alat untuk mengukur pH atau kadar keasaman.
2.3 Gelombang
a. Tinggi Gelombang
Pada
pengukuran tinggi gelombang alat yang digunakan yaitu tongkat berskala. Setelah
tingkat disiapkan, bawa tongkat skala di tepi pantai kemudian ditancapkan,
diamati gelombang yang datang dicatat berapa tinggi gelombang saat menyentuh tongkat
skala. Cara pengukuran harus dengan hati-hati dan cermat karena gelombang
datang dengan cepat. Pengukuran ini diulangi sebanyak 3x kemudian catat
hasilnya.
b. Periode gelombang
Tongkat
skala yang sudah ditancapkan diperairan pantai diamati, apabila gelombang
datang, stopwatch dinyalakan saat puncak pertama gelombang menyentuh tongkat
skala dan dimatikan saat puncak gelombang selanjutnya yang menyentuh tongkat
skala. Dicatat hasilnya dalam tabel pengamatan ke-1 dan diulangi
langkah-langkah diatas untuk pengamatan 2 dan 3, sehingga diperoleh hasil rata-rata
dari periode gelombang tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Dari hasil
praktikum yang telah
dilaksanakan, maka diperoleh
beberapa kesimpulan yaitu :
• Salinitas adalah
tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam air.
• pH adalah kepekatan
ion-ion yang terlepas dalam suatu perairan.
• suhu mempengaruhi
aktivitas metabolisme organisme,
karena penyebaran organisme baik
di lautan maupun
perairan tawar dibatasi
oleh suatu perairan tersebut.
• Kecerahan adalah
sebagian cahaya yang diteruskan ke dalam air dan dinyatakan dalam persen.
• Arus adalah pergerkan
massa air secara vertikal dan horizontal sehingga menujukeseimbangan.
• Gelombang sebagian
ditimbulkan oleh dorongan
angin di atas
permukaan laut dan sebagian lagi oleh tekanan tangensial pada partikel
air.
• Oksigen terlarut
(Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan
oleh semua jasad
hidup untuk pernapasan, proses
metabolisme atau pertukaran
zat yang kemudian menghasilkan energi untuk
pertumbuhan dan pembiakan.
• Data
hasil praktikum Parameter nilai
• parameter kimia, pH 8, DO
12,195 mg/l, Salinitas 31 ppt
• Parameter fisika. Suhu
Pada pukul 10.45 : 31°C
Pada pukul 11.45 : 300 C
kecepatan arus 0,195 m/s
Gelombang 15 Cm
Kecerahan Pukul 10.45 WIB : 329 cm
pada Pukul 11.45 WIB : 321,5 cm
Saran
Dari
praktikum oceanografi yang telah dilakukan diharapkan para praktikan untuk
berhati-hati dalam melaksanakan praktikum karena para praktikan langsung berada di tengah lautan juga
berhati-hati dalam menggunakan alat praktikum karena kebanyakan alat terbuat
dari bahan pecah belah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulmunthalib. 2009.
Stratifikasi Perairan.
http://www.abdulmuthalib.co.cc/2009/08/stratifikasi-dalam-perairan-
tergenang.html.
diakses pada tanggal 08 Juni 2011. Pukul 15.40 WIB
Arfianti.Dini.2008. http// www.
Oceanografi_sifat optis air.org.id/ ?php./diakses pada tanggal 3 Juni 2011, pada pukul 13.00 WIB.
Hutabarat &
Evans.1985. Pengantar Oseanografi.
Penerbit Universitas Indonesia
(UI Press) ; Jakarta.
Marindo.2007. http//
www.Marindo_Oceanografi.org.id
/ diakses pada
8 Juni 2011 pukul 04.01 WIB
Nontji,
Anugerah.2007. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan ; Jakarta.
Nybaken.
1985. Biologi Laut. Penerbit Erlangga ; Jakarta.
Reindo, 2011.
El Nino dan La Nina.
http://www.reindo.co.id/reinfokus/edisi23/elnino_lanina.htm. diakses
pada
tanggal 06 Juni 2011
pukul 17.00 WIB
Romimohtarto,
Kasijan. 2009. Biologi Laut. Penerbit Djambatan ; Jakarta.
LAMPIRAN
a. Dokumentasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar