LAPORAN PRAKTIKUM LIMNOLOGI
PENGUKURAN AMMONIA DI PERAIRAN
WADUK KRENCENG
Disusun Oleh :
Nama : DENI SAPUTRA
Nim : 4443110373
Kelas : 4A
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2 0 1 3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Perairan Tergenang
Menurut Anggraini (2007), perairan permukaan diklasifikasikan
menjadi dua kelompok utama yaitu badan air tergenang (standing water atau lentik) dan badan air mengalir (flowing
water atau lotik). Perairan
tergenang meliputi danau, kolam, waduk, rawa, dan sebagainya. Danau atau situ
memiliki karakteristik: arus yang stagnan atau tenang, organisme yang hidup di
dalamnya tidak membutukan adaptasi khusus, ada stratifikasi suhu, substrat
umumnya berupa lumpur halus, dan residence time-nya lama. Untuk mengenal
komponen penyusun ekosistem perairan menggenang baik unsur biotik maupun
abiotiknya serta mengetahui interaksi yang terjadi di dalamnya.
1.2. Contoh-contoh Perairan Tergenang
a.
Situ
Situ adalah genangan air
di atas permukaan tanah yang terbentuk secara alam maupun buatan dengan sumber
air dari tanah atau permukaan melalui siklus hidrologis yang potensial dan
merupakan salah satu kawasan lindung.
b.
Danau
Danau adalah suatu cekungan pada permukaan bumi
yang berisi air. Danau dapat memiliki manfaat serta fungsi seperti untuk
irigasi pengairan sawah, ternak serta kebun, sebagai objek pariwisata, sebagai
PLTA atau pembangkit listrik tenaga air, sebagai tempat usaha perikanan darat,
sebagai sumber penyediaan air bagi makhluk hidup sekitar dan juga sebagai
pengendali banjir dan erosi.
c.
Rawa
Rawa adalah genangan
air, umumnya berada di daerah pantai yang landai dan muara-muara sungai
besar. Genangan air rawa
berasal dari air hujan, air sungai, dan air laut. Di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya banyak terdapat rawa yang luas.
Dilihat dari genangan airnya, rawa dibedakan menjadi 2 yaitu:
1). Rawa yang airnya
selalu tergenang. Rawa
ini tidak dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian karena pH-nya terlalu
tinggi.
b) Rawa yang airnya
tidak selalu tergenang. Rawa
ini dapat dimanfaatkan untuk areal sawah pasang surut.
d. Waduk
Waduk adalah
kolam besar tempat penyimpanan air sediaan untuk
berbagaikehidupan Fungsi waduk
secara prinsip ialah menampung air saat debit tinggi untuk di gunakan
saat debit rendah Seperti
kontruksi sipil lainnya, persoalan waduk menyangkut
aspek perencanaanoperasi, pemeliharaan.
1.3. Waduk
Krenceng
a. Sejarah
Waduk Krenceng yang terletak di Desa Krenceng, Cilegon-Banten
adalah penampungan air, air waduk ini digunakan untuk kebutuhan industri di
sekitarnya seperti PT Karakatau Tirta Industri. PT Krakatau Tirta Industri yang didirikan
pada tanggal 28 Februari 1996, merupakan anak perusahaan yang sahamnya 99,99%
dimiliki oleh PT Krakatau Steel (Persero) dan 0,01% dimiliki oleh PT Krakatau
Industrial Estate Cilegon (PT KIEC).
Sebagian besar air bersih yang dihasilkan
digunakan untuk kebutuhan industri dan sebagian lain untuk kebutuhan masyarakat
kota Cilegon. Air baku yang diolah diambil dari sungai Cidanau yang bersumber
dari danau alam "Rawa Dano". Air kemudian dialirkan menggunakan pipa
diameter 1,4m sepanjang ±28km untuk diolah menjadi air bersih di unit Pengolahan
Air, yang terdiri dari beberapa tahapan proses yaitu Koagulasi, Flokulasi,
Sedimentasi, Filtrasi, yang diikuti dengan Netralisasi dan Disinfektansi.
Kapasistas yang terpasang di unit pengolahan air saat ini adalah sebesar 2.000
litet/detik, dan baru digunakan 60% utilisasinya.
PT KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (Krakatau Steel
Group). Tujuan dari perusahaan ini adalah untuk terlibat dalam air industri dan
air industri, khususnya air minum.
b. Morfometri Waduk Krenceng
Gambar 1. Pompa KTI Gambar2. Pintu air
Gambar 3. Waduk
Krenceng
Praktikum tentang
morfometri perairan lentik berguna untuk mendukung mata kuliah limnology.
Selain itu, praktikum ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas
mengenai kedalaman air setiap tempat dalam waduk, bentuk dan tipe pantai serta
potensi pengembangannya bagi kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tersebut
dapat digunakan dalam usaha perikanan, baik potensi budidaya maupun penangkapan
ikan. Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh diharapkan dapat digunakan
sebagai dasar dalam perikanan yang produktif dan bertanggung jawab.
Morfometri suatu danau
atau waduk berbeda-beda, mulai dari luas, keliling, volume, serta shore
development. Perbedaan ini mempengaruhi kedaan kesuburan perairan waduk/danau
tersebut. Sehingga pengukuran morfometri ini penting untuk mengetahui
karakteristik suatu perairan guna pengembangan pemanfaatan kawasan perairan
sesuai dengan potensinya.
Untuk morfometrik dari
waduk krenceng sekitar kedalam air 19 elevesi tergantung dari debit air yang
terdapat di bendungan, untuk luas dan keliling sekitar 104 hektare.
c.
Potensi
Pemanfaatan Waduk Krenceng secara umum
Waduk
Krenceng adalah waduk yang awalnya di buat untuk memenuhi kebutuhan air di
daerah krenceng, namun sekarang waduk di gunakan untuk mensuplai air baku dan
sebagai simpanan air dari cidanau yang di gunakan oleh, PT. Krakatau Tirta
Industri untuk memproduksi air bersih, untuk memenuhi permintaan di kota
Cilegon.
d. Potensi Waduk Krenceng bagi Perikanan
Waduk
Krenceng sangat lah berpotensi dibidang perikanan, dimana waduk tersebut sangat
kaya akan nutrien yang baik bagi budidaya ikan, seperti ikan nila, ikan mas,
ikan grascape, ikan gurame, dan ikan lele. Namun waduk tersebut kita lihat
fungsi dari waduk krenceng tersebut, yaitu sebagai penyuplai air baku dan
sebagai simpanan air baku dari sungai cidanau.
Maka
jika kegiatan perikanan di waduk krenceng itu kurang tepat, walaupun potensinya
sangat bagus. Karena akan mempengaruhi kwalitas perairan tersebut, yang
nantinya di gunakan sebagai air baku oleh PT. Krakatau Tirta
Industri.
BAB 2
METODOLOGI
2.1. Waktu Dan Tempat
Adapun praktikum limnologi tentang Pengukuran Ammonia di Perairan Waduk Krenceng, Yang
dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 22
mei 2013 mulai pukul 10:00 WIB s/d
selesai itu proses pengambilan sampel di waduk krenceng Cilegon dan pada hari
hari rabu tanggal 29 mei 2013 proses pengujian sampel di labotarium Teknologi
Pengolahan Hasil Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa, Serang Banten.
2.2
Alat dan Bahan
a. Alat – alat pengambilan sampel
Alat – alat yang di gunakan dalam
pengambilan sampel di waduk krenceng adalah sebagai berikut, botol, dan box es
khusus.
b. Alat –
alat pengukuran amonia
Alat – alat yang di gunakan dalam pengukuran amonia di laboratorium, yaitu tabung
reaksi, rak tabung reaksi, spectophotometer, pipet bulp, pipet, hieter,cling
warp, panci, ruang basa, dan masker khusus.
c. Bahan –
bahan penganbilan sampel
Bahan – bahan yang di gunakan dalam pengambilan sampel air di waduk
krenceng, yaitu larutan alkohol 70 %.
d. Bahan – bahan
pengukuran amonia
Bahan
– bahan yang di gunakan dalam pengukuran amonia di laboratorium adalah sebagai
berikut, larutan venol, sodium mikrocrosit, larutan oksidasi, etanol, akuades, dan sodium nitrat.
2.3
Prosedur Kerja
a.
Prosedur Pengambilan Sampel Air di
Waduk
Masukan ke box es
b. Prosedur
Pengukuran Ammonia di Laboratorium
Masukan
venol padat ke erlenmayer
Tambahkan
sodium nitrat
Tambahkan
amonia, 1, 2, 5 ppm
Amati
menggunakan spectophotometer
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Hasil
pengukuran
No
|
X
|
Y
|
XY
|
X2
|
Y2
|
1
|
1
|
0.025
|
0.025
|
1
|
0.000625
|
2
|
2
|
0,189
|
0.378
|
4
|
0,035721
|
3
|
4
|
0,070
|
0,35
|
25
|
0,0049
|
Jumlah
|
7
|
0,284
|
0,683
|
30
|
|
Rata
|
2.33
|
0.09
|
|
|
|
B =
=
=
 = Ỷ - bx
=
0,09 – ( 0,0014-2,3)
= 0,09 – ( -2,2986)
= 2.3886
Y = a + bx
= 2.3889 + 0,0014
Ket b
= 0,0014
a = 2,3886
3.2. Pembahasan
Proses
perombakan yang tidak sempuma dapat mengakibatkan akumulasi ion nitrit (NO2)
yang juga bersifat racun Dalam darah udang nitrit dapat mengoksidasi
hemoglobin, sehingga hemoglobin menjadi tidak mampu berfungsi sebagai pembawa
oksigen kejaringan tubuh.
Dalam
darah yang mengandung hemocyanin mekanisme ini mungkin pula terjadi
(Maswira,2009).
Dari pengukuran amonia yang telah dilakukan
di dapatkan hasil sebesar 0.025 mg/L pada sampel 1 dan0.189mg/L pada sampel 2
dan 0,070 mg/L pada sampel 3. Menurut poppo, dkk (2009), nilai amonia dalam industri
perikanan telah melewati standar baku mutu yaitu 4.5 mg/l, sedangkan nilai standar
baku mutu yang dipersyaratkan untuk amonia adalah tidak lebih dari 1 mg/l.
Tingginya kandungan amonia pada air limbah disebabkan karena senyawa
ammonia melalui proses nitrifikasi yang terjadi secara aerob.
Standar
Kualitas Air di Perairan Umum
( Peraturan Pemerintah No.20
Tahun 1990 )
No
|
Parameter
|
Satuan
|
Kadar Maksimum
|
||||
Golongan A
|
Golongan B
|
Golongan C
|
Golongan D
|
||||
FISIKA
|
|
|
|
|
|||
1
|
Bau
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
2
|
Jumlah zat padat terlarut
|
Mg/L
|
1000
|
1000
|
1000
|
1000
|
|
3
|
Kekeruhan
|
Skala NTU
|
5
|
|
|
|
|
4
|
Rasa
|
-
|
|
|
|
|
|
5
|
Warna
|
Skala TCU
|
15
|
|
|
|
|
6
|
Suhu
|
oC
|
Suhu udara
|
|
|
|
|
7
|
Daya Hantar Listrik
|
Umhos/cm
|
|
|
|
2250
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
KIMIA anorganik
|
|
|
|
|
|||
1
|
Air raksa
|
Mg/lt
|
0.001
|
0.001
|
0.002
|
0.005
|
|
2
|
Aluminium
|
Mg/lt
|
0.2
|
-
|
|
|
|
3
|
Arsen
|
Mg/lt
|
0.005
|
0.05
|
1
|
1
|
|
4
|
Barium
|
Mg/lt
|
1
|
1
|
|
|
|
5
|
Besi
|
Mg/lt
|
0.3
|
5
|
|
|
|
6
|
Florida
|
Mg/lt
|
0.5
|
1.5
|
1.5
|
|
|
7
|
Kadmium
|
Mg/lt
|
0.005
|
0.01
|
0.01
|
0.01
|
|
8
|
Kesadahan CaCO3
|
Mg/lt
|
500
|
|
|
|
|
9
|
Klorida
|
Mg/lt
|
250
|
600
|
0.003
|
|
|
10
|
Kromium valensi 6
|
Mg/lt
|
0.005
|
0.05
|
0.05
|
1
|
|
11
|
Mangan
|
Mg/lt
|
0.1
|
0.5
|
|
2
|
|
12
|
Natriun
|
Mg/lt
|
200
|
|
|
60
|
|
13
|
Nitrat sebagai N
|
Mg/lt
|
10
|
10
|
|
|
|
14
|
Nitrit sebagai N
|
Mg/lt
|
1.0
|
1
|
0.06
|
|
|
15
|
Perak
|
Mg/lt
|
0.05
|
|
|
|
|
16
|
.pH
|
|
6.5 – 8.5
|
5 – 9
|
6 – 9
|
5 – 9
|
|
17
|
Selenium
|
Mg/lt
|
0.01
|
0.01
|
0.05
|
0.05
|
|
18
|
Seng
|
Mg/lt
|
5
|
5
|
0.02
|
2
|
|
19
|
Sianida
|
Mg/lt
|
0.1
|
0.1
|
0.02
|
|
|
20
|
Sulfat
|
Mg/lt
|
400
|
400
|
|
|
|
21
|
Sulfida sebagao H2S
|
Mg/lt
|
0.05
|
0.1
|
0.002
|
|
|
22
|
Tembaga
|
Mg/lt
|
1.0
|
1
|
0.02
|
0.1
|
|
23
|
Timbal
|
Mg/lt
|
0.05
|
0.01
|
0.03
|
1
|
|
24
|
Oksigen terlarut (DO)
|
Mg/lt
|
-
|
>=6
|
>3
|
|
|
25
|
Nikel
|
Mg/lt
|
-
|
|
|
0.5
|
|
26
|
SAR (Sodium Absortion Ratio)
|
Mg/lt
|
-
|
|
|
1.5 – 2.5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kimia Organik
|
|
|
|
|
|||
1
|
Aldrin dan dieldrin
|
Mg/lt
|
0.0007
|
0.017
|
|
|
|
2
|
Benzona
|
Mg/lt
|
0.01
|
|
|
|
|
3
|
Benzo (a) Pyrene
|
Mg/lt
|
0.00001
|
|
|
|
|
4
|
Chlordane (total isomer)
|
Mg/lt
|
0.0003
|
|
|
|
|
5
|
Chlordane
|
Mg/lt
|
0.03
|
0.003
|
|
|
|
6
|
2,4 D
|
Mg/lt
|
0.10
|
|
|
|
|
7
|
DDT
|
Mg/lt
|
0.03
|
0.042
|
0.002
|
|
|
8
|
Detergent
|
Mg/lt
|
0.5
|
|
|
|
|
9
|
1,2 Dichloroethane
|
Mg/lt
|
0.01
|
|
|
|
|
10
|
1,1 Dichloroethane
|
Mg/lt
|
0.0003
|
|
|
|
|
11
|
Heptachlor heptachlor epoxide
|
Mg/lt
|
0.003
|
0.018
|
|
|
|
12
|
Hexachlorobenzene
|
Mg/lt
|
0.00001
|
|
|
|
|
13
|
Lindane
|
Mg/lt
|
0.004
|
0.056
|
|
|
|
14
|
Metoxychlor
|
Mg/lt
|
0.03
|
0.035
|
|
|
|
15
|
Pentachlorophenol
|
Mg/lt
|
0.01
|
|
|
|
|
16
|
Pestisida total
|
Mg/lt
|
0.1
|
|
|
|
|
17
|
2,4,6 Trichlorophenol
|
Mg/lt
|
0.01
|
|
|
|
|
18
|
Zat Organik (KMnO4)
|
Mg/lt
|
10
|
|
|
|
|
19
|
Endrin
|
Mg/lt
|
-
|
0.001
|
0.004
|
|
|
20
|
Fenol
|
Mg/lt
|
-
|
0.002
|
0.001
|
|
|
21
|
Karbon kloroform ekstrak
|
Mg/lt
|
-
|
0.05
|
|
|
|
22
|
Minyak dan lemak
|
Mg/lt
|
-
|
Nihil
|
1
|
|
|
23
|
Organofosfat dan carbanat
|
Mg/lt
|
-
|
0.1
|
0.1
|
|
|
24
|
PCD
|
Mg/lt
|
-
|
Nihil
|
|
|
|
25
|
Senyawa aktif biru metilen
|
Mg/lt
|
-
|
0.5
|
0.2
|
|
|
26
|
Toxaphene
|
Mg/lt
|
-
|
0.005
|
|
|
|
27
|
BHC
|
Mg/lt
|
-
|
|
0.21
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mikrobiologik
|
|
|
|
|
|||
1
|
Koliform tinja
|
Jml/100ml
|
0
|
2000
|
|
|
|
2
|
Total koliform
|
Jml/100ml
|
3
|
10000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Radioaktivitas
|
|
|
|
|
|||
1
|
Gross Alpha activity
|
Bq/L
|
0.1
|
0.1
|
0.1
|
0.1
|
|
2
|
Gross Beta activity
|
Bq/L
|
1.0
|
1.0
|
1.0
|
1.0
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Golongan A : air
untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : air yang
dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahan
Golongan C : air
untuk perikanan dan peternakan
Golongan D : air untuk pertanian
dan usaha perkotaan, industri dan PLTA.
Kualitas air yang digunakan
masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan agar dapat terhindar dari berbagai
penyakit maupun gangguang kesehatan yang dapat disebabkan oleh air. Untuk
mengetahui kualitas air tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium yang
mencakup antara lain pemeriksaan bakteriologi air, meliputi Most Probable Number (MPN)
dan angka kuman. Pemeriksaan MPN dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air
minum, air bersih, air badan, air pemandian umum, air kolam renang dan
pemeriksaan angka kuman pada air PDAM.
Berdasarkan hasil pengukuran ammonia yang
telah dilakukan, kualitas air waduk krenceng sudah dianggap dengan baku mutu air golongan B (baku mutu air minum).
BAB
IV
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum
untuk pengujian amoniak yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Waduk krenceng itu bukan untuk perikanan dimana air dari waduk
tersebut di gunakan untuk air baku minum.
Dari
pengukuran amonia yang telah dilakukan di dapatkan hasil sebesar 0.025 mg/L
pada sampel 1 dan0.189mg/L pada sampel 2 dan 0,070 mg/L pada sampel 3.
DAFTAR
PUSTAKA
Andayani, Sri. 2005. Manajemen
Kualitas Air Untuk Budidaya Peraiaran. Universitas
Brawijaya. Malang
Andri, dkk. 2009. Makalah Faktor-faktor
Penting Dalam proses Pembesaran Ikan Di Fasilitas Nursery dan
Pembesaran.
Anwar, Nurmila. 2009. Tinjauan
Pustaka.
Bishop, J.E. 1973.
Limnologi of Small Malaya River Gombak. Dr. W. Junk. V.B. Publisher the Hague.
205p.
Carlo, N., 2001. Efek
Pengudaraan terhadap Kualitas Air Waduk Tropika. Jurnal Lembaga
PenelitianUniversitas Gadjah Mada Yogyakarta. 3 (1): 1 – 7.
Brotowidjoyo, dkk. 1996. Pengantar Lingkungan dan Perairan dan Budidaya
Laut. Liberty. Yogyakarta
LAMPIRAN
Hasil pengujian hasil
steptophotometer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar