Senin, 26 Mei 2014

LAPORAN PRAKTIKUM LIMNOLOGI PENGUKURAN AMMONIA DI PERAIRAN WADUK KRENCENG

LAPORAN PRAKTIKUM LIMNOLOGI
PENGUKURAN AMMONIA DI PERAIRAN WADUK KRENCENG









Disusun Oleh :
Nama                   : DENI SAPUTRA
Nim                      : 4443110373
Kelas                    : 4A




JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2 0 1 3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Perairan Tergenang
Menurut Anggraini (2007), perairan permukaan diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama yaitu badan air tergenang (standing water atau lentik) dan badan air mengalir (flowing water atau lotik). Perairan tergenang meliputi danau, kolam, waduk, rawa, dan sebagainya. Danau atau situ memiliki karakteristik: arus yang stagnan atau tenang, organisme yang hidup di dalamnya tidak membutukan adaptasi khusus, ada stratifikasi suhu, substrat umumnya berupa lumpur halus, dan residence time-nya lama. Untuk mengenal komponen penyusun ekosistem perairan menggenang baik unsur biotik maupun abiotiknya serta mengetahui interaksi yang terjadi di dalamnya.

1.2. Contoh-contoh Perairan Tergenang
a.       Situ
Situ adalah genangan air di atas permukaan tanah yang terbentuk secara alam maupun buatan dengan sumber air dari tanah atau permukaan melalui siklus hidrologis yang potensial dan merupakan salah satu kawasan lindung.
b.      Danau
Danau adalah suatu cekungan pada permukaan bumi yang berisi air. Danau dapat memiliki manfaat serta fungsi seperti untuk irigasi pengairan sawah, ternak serta kebun, sebagai objek pariwisata, sebagai PLTA atau pembangkit listrik tenaga air, sebagai tempat usaha perikanan darat, sebagai sumber penyediaan air bagi makhluk hidup sekitar dan juga sebagai pengendali banjir dan erosi.
c.       Rawa
Rawa adalah genangan air, umumnya berada di daerah pantai yang landai dan muara-muara sungai besar. Genangan air rawa berasal dari air hujan, air sungai, dan air laut. Di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya banyak terdapat rawa yang luas.


Dilihat dari genangan airnya, rawa dibedakan menjadi 2 yaitu:
1).  Rawa yang airnya selalu tergenang. Rawa ini tidak dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian karena pH-nya terlalu tinggi.
b)   Rawa yang airnya tidak selalu tergenang. Rawa ini dapat dimanfaatkan untuk areal sawah pasang surut.
d.  Waduk
Waduk adalah kolam besar tempat penyimpanan air sediaan untuk berbagaikehidupan Fungsi waduk secara prinsip ialah menampung air saat debit tinggi untuk di gunakan saat debit rendah Seperti kontruksi sipil lainnya, persoalan waduk  menyangkut  aspek   perencanaanoperasi, pemeliharaan.

1.3.  Waduk Krenceng
a.       Sejarah
Waduk Krenceng yang terletak di Desa Krenceng, Cilegon-Banten adalah penampungan air, air waduk ini digunakan untuk kebutuhan industri di sekitarnya seperti PT Karakatau Tirta Industri. PT Krakatau Tirta Industri yang didirikan pada tanggal 28 Februari 1996, merupakan anak perusahaan yang sahamnya 99,99% dimiliki oleh PT Krakatau Steel (Persero) dan 0,01% dimiliki oleh PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC).
Sebagian besar air bersih yang dihasilkan digunakan untuk kebutuhan industri dan sebagian lain untuk kebutuhan masyarakat kota Cilegon. Air baku yang diolah diambil dari sungai Cidanau yang bersumber dari danau alam "Rawa Dano". Air kemudian dialirkan menggunakan pipa diameter 1,4m sepanjang ±28km untuk diolah menjadi air bersih di unit Pengolahan Air, yang terdiri dari beberapa tahapan proses yaitu Koagulasi, Flokulasi, Sedimentasi, Filtrasi, yang diikuti dengan Netralisasi dan Disinfektansi. Kapasistas yang terpasang di unit pengolahan air saat ini adalah sebesar 2.000 litet/detik, dan baru digunakan 60% utilisasinya.
PT KRAKATAU TIRTA INDUSTRI (Krakatau Steel Group). Tujuan dari perusahaan ini adalah untuk terlibat dalam air industri dan air industri, khususnya air minum.

b.      Morfometri Waduk Krenceng






Gambar 1. Pompa KTI                               Gambar2. Pintu air

Gambar 3. Waduk Krenceng





Praktikum tentang morfometri perairan lentik berguna untuk mendukung mata kuliah limnology. Selain itu, praktikum ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai kedalaman air setiap tempat dalam waduk, bentuk dan tipe pantai serta potensi pengembangannya bagi kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tersebut dapat digunakan dalam usaha perikanan, baik potensi budidaya maupun penangkapan ikan. Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam perikanan yang produktif dan bertanggung jawab.
Morfometri suatu danau atau waduk berbeda-beda, mulai dari luas, keliling, volume, serta shore development. Perbedaan ini mempengaruhi kedaan kesuburan perairan waduk/danau tersebut. Sehingga pengukuran morfometri ini penting untuk mengetahui karakteristik suatu perairan guna pengembangan pemanfaatan kawasan perairan sesuai dengan potensinya.
Untuk morfometrik dari waduk krenceng sekitar kedalam air 19 elevesi tergantung dari debit air yang terdapat di bendungan, untuk luas dan keliling sekitar 104 hektare.
c.       Potensi Pemanfaatan Waduk Krenceng secara umum
Waduk Krenceng adalah waduk yang awalnya di buat untuk memenuhi kebutuhan air di daerah krenceng, namun sekarang waduk di gunakan untuk mensuplai air baku dan sebagai simpanan air dari cidanau yang di gunakan oleh, PT. Krakatau Tirta Industri untuk memproduksi air bersih, untuk memenuhi permintaan di kota Cilegon.
d.      Potensi Waduk Krenceng bagi Perikanan
Waduk Krenceng sangat lah berpotensi dibidang perikanan, dimana waduk tersebut sangat kaya akan nutrien yang baik bagi budidaya ikan, seperti ikan nila, ikan mas, ikan grascape, ikan gurame, dan ikan lele. Namun waduk tersebut kita lihat fungsi dari waduk krenceng tersebut, yaitu sebagai penyuplai air baku dan sebagai simpanan air baku dari sungai cidanau.
Maka jika kegiatan perikanan di waduk krenceng itu kurang tepat, walaupun potensinya sangat bagus. Karena akan mempengaruhi kwalitas perairan tersebut, yang nantinya di gunakan sebagai air baku oleh PT. Krakatau Tirta Industri.














BAB 2
METODOLOGI
2.1. Waktu Dan Tempat
Adapun praktikum limnologi tentang Pengukuran Ammonia di Perairan Waduk Krenceng, Yang dilaksanakan pada hari rabu, tanggal  22 mei 2013 mulai   pukul 10:00 WIB s/d selesai itu proses pengambilan sampel di waduk krenceng Cilegon dan pada hari hari rabu tanggal 29 mei 2013 proses pengujian sampel di labotarium Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang Banten.
2.2  Alat dan Bahan
a. Alat – alat pengambilan sampel
Alat – alat yang di gunakan dalam pengambilan sampel di waduk krenceng adalah sebagai berikut, botol, dan box es khusus.
b. Alat – alat pengukuran amonia
Alat – alat yang di gunakan dalam pengukuran amonia di laboratorium, yaitu tabung reaksi, rak tabung reaksi, spectophotometer, pipet bulp, pipet, hieter,cling warp, panci, ruang basa, dan masker khusus.
c. Bahan – bahan penganbilan sampel
Bahan – bahan yang di gunakan dalam pengambilan sampel air di waduk krenceng, yaitu larutan alkohol 70 %.
d. Bahan – bahan  pengukuran amonia
            Bahan – bahan yang di gunakan dalam pengukuran amonia di laboratorium adalah sebagai berikut, larutan venol, sodium mikrocrosit, larutan oksidasi,  etanol, akuades, dan sodium nitrat.
2.3  Prosedur Kerja
a. Prosedur Pengambilan Sampel Air di Waduk
Pengambilan sampel

Siap kan 3 botol

Ambil sampel di 3 titik yang berbeda (beri tanda/label)

Teteskan  larutan alkohol 70% 3 tetes

Tutup dengan rapat

Masukan ke box es

b. Prosedur Pengukuran Ammonia di Laboratorium
PEMBUATAN REGGEN

Panaskan air higga mendidih

Masukan venol padat ke erlenmayer

Venol di cairkan di air panas, di ruang basa

Tambahkan etanol

Tambahkan sodium nitrat

PEMBUATAN LARUTAN AMONIA

Aquades 100 ml kedalam tabung reaksi

Tambahkan amonia, 1, 2, 5 ppm

PENGUKRAN AMONIA PADA SAMPEL

Sampel 10 ml ke tabung reaksi

Tambahkan venol 0.4 ml
Tambahkan sodium nitrocosit 0,4 ml

Tambahkan larutan oksidasi 1 ml

Tutup tabung reaksi dengan cling warp

Diam kan selama 1 jam

Amati menggunakan spectophotometer























BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Hasil pengukuran
No
X
Y
XY
X2
Y2
1
1
0.025
0.025
1
0.000625
2
2
0,189
0.378
4
0,035721
3
4
0,070
0,35
25
0,0049
Jumlah
7
0,284
0,683
30

Rata
2.33
0.09




B         =
                         
                        =
                        =

         =  Ỷ - bx
                        =  0,09 – ( 0,0014-2,3)
                        = 0,09 – ( -2,2986)
                        = 2.3886
Y         =  a + bx
                        = 2.3889 + 0,0014

 Ket  b = 0,0014
a = 2,3886
3.2. Pembahasan
Proses perombakan yang tidak sempuma dapat mengakibatkan akumulasi ion nitrit (NO2) yang juga bersifat racun Dalam darah udang nitrit dapat mengoksidasi hemoglobin, sehingga hemoglobin menjadi tidak mampu berfungsi sebagai pembawa oksigen kejaringan tubuh.
Dalam darah yang mengandung hemocyanin mekanisme ini mungkin pula terjadi (Maswira,2009).
Dari pengukuran amonia yang telah dilakukan di dapatkan hasil sebesar 0.025 mg/L pada sampel 1 dan0.189mg/L pada sampel 2 dan 0,070 mg/L pada sampel 3. Menurut poppo, dkk (2009), nilai amonia dalam industri perikanan telah melewati standar baku mutu yaitu 4.5 mg/l, sedangkan nilai standar baku mutu yang dipersyaratkan untuk amonia adalah tidak lebih dari 1 mg/l. Tingginya kandungan amonia  pada air limbah disebabkan karena senyawa ammonia melalui proses nitrifikasi yang terjadi secara aerob.



Standar Kualitas Air di Perairan Umum
( Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990 )
No
Parameter
Satuan
Kadar Maksimum
Golongan A
Golongan B
Golongan C
Golongan D
FISIKA




1
Bau
-
-
-
-
-
2
Jumlah zat padat terlarut
Mg/L
1000
1000
1000
1000
3
Kekeruhan
Skala NTU
5



4
Rasa
-




5
Warna
Skala TCU
15



6
Suhu
oC
Suhu udara



7
Daya Hantar Listrik
Umhos/cm



2250







KIMIA anorganik




1
Air raksa
Mg/lt
0.001
0.001
0.002
0.005
2
Aluminium
Mg/lt
0.2
-


3
Arsen
Mg/lt
0.005
0.05
1
1
4
Barium
Mg/lt
1
1


5
Besi
Mg/lt
0.3
5


6
Florida
Mg/lt
0.5
1.5
1.5

7
Kadmium
Mg/lt
0.005
0.01
0.01
0.01
8
Kesadahan CaCO3
Mg/lt
500



9
Klorida
Mg/lt
250
600
0.003

10
Kromium valensi 6
Mg/lt
0.005
0.05
0.05
1
11
Mangan
Mg/lt
0.1
0.5

2
12
Natriun
Mg/lt
200


60
13
Nitrat sebagai N
Mg/lt
10
10


14
Nitrit sebagai N
Mg/lt
1.0
1
0.06

15
Perak
Mg/lt
0.05



16
.pH

6.5 – 8.5
5 – 9
6 – 9
5 – 9
17
Selenium
Mg/lt
0.01
0.01
0.05
0.05
18
Seng
Mg/lt
5
5
0.02
2
19
Sianida
Mg/lt
0.1
0.1
0.02

20
Sulfat
Mg/lt
400
400


21
Sulfida sebagao H2S
Mg/lt
0.05
0.1
0.002

22
Tembaga
Mg/lt
1.0
1
0.02
0.1
23
Timbal
Mg/lt
0.05
0.01
0.03
1
24
Oksigen terlarut (DO)
Mg/lt
-
>=6
>3

25
Nikel
Mg/lt
-


0.5
26
SAR (Sodium Absortion Ratio)
Mg/lt
-


1.5 – 2.5







Kimia Organik




1
Aldrin dan dieldrin
Mg/lt
0.0007
0.017


2
Benzona
Mg/lt
0.01



3
Benzo (a) Pyrene
Mg/lt
0.00001



4
Chlordane (total isomer)
Mg/lt
0.0003



5
Chlordane
Mg/lt
0.03
0.003


6
2,4 D
Mg/lt
0.10



7
DDT
Mg/lt
0.03
0.042
0.002

8
Detergent
Mg/lt
0.5



9
1,2 Dichloroethane
Mg/lt
0.01



10
1,1 Dichloroethane
Mg/lt
0.0003



11
Heptachlor heptachlor epoxide
Mg/lt
0.003
0.018


12
Hexachlorobenzene
Mg/lt
0.00001



13
Lindane
Mg/lt
0.004
0.056


14
Metoxychlor
Mg/lt
0.03
0.035


15
Pentachlorophenol
Mg/lt
0.01



16
Pestisida total
Mg/lt
0.1



17
2,4,6 Trichlorophenol
Mg/lt
0.01



18
Zat Organik (KMnO4)
Mg/lt
10



19
Endrin
Mg/lt
-
0.001
0.004

20
Fenol
Mg/lt
-
0.002
0.001

21
Karbon kloroform ekstrak
Mg/lt
-
0.05


22
Minyak dan lemak
Mg/lt
-
Nihil
1

23
Organofosfat dan carbanat
Mg/lt
-
0.1
0.1

24
PCD
Mg/lt
-
Nihil


25
Senyawa aktif biru metilen
Mg/lt
-
0.5
0.2

26
Toxaphene
Mg/lt
-
0.005


27
BHC
Mg/lt
-

0.21








Mikrobiologik




1
Koliform tinja
Jml/100ml
0
2000


2
Total koliform
Jml/100ml
3
10000









Radioaktivitas




1
Gross Alpha activity
Bq/L
0.1
0.1
0.1
0.1
2
Gross Beta activity
Bq/L
1.0
1.0
1.0
1.0









Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahan
Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan
Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri dan PLTA.


Kualitas air yang digunakan masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan agar dapat terhindar dari berbagai penyakit maupun gangguang kesehatan yang dapat disebabkan oleh air. Untuk mengetahui kualitas air tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium yang mencakup antara lain pemeriksaan bakteriologi air, meliputi Most Probable Number  (MPN) dan angka kuman.  Pemeriksaan MPN dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air minum, air bersih, air badan, air pemandian umum, air kolam renang dan pemeriksaan angka kuman pada air PDAM.
Berdasarkan hasil pengukuran ammonia yang telah dilakukan, kualitas air waduk krenceng sudah dianggap dengan baku mutu air golongan B (baku mutu air minum).





















BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum untuk pengujian amoniak yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Waduk krenceng itu bukan untuk perikanan dimana air dari waduk tersebut di gunakan untuk air baku minum.
Dari pengukuran amonia yang telah dilakukan di dapatkan hasil sebesar 0.025 mg/L pada sampel 1 dan0.189mg/L pada sampel 2 dan 0,070 mg/L pada sampel 3.
























DAFTAR PUSTAKA
Andayani, Sri. 2005. Manajemen Kualitas Air Untuk Budidaya Peraiaran.                          Universitas Brawijaya. Malang

Andri, dkk. 2009. Makalah Faktor-faktor Penting Dalam proses Pembesaran Ikan              Di Fasilitas Nursery dan Pembesaran.

Anwar, Nurmila. 2009. Tinjauan Pustaka.

Bishop, J.E. 1973. Limnologi of Small Malaya River Gombak. Dr. W. Junk. V.B. Publisher the Hague. 205p.

Carlo, N., 2001. Efek Pengudaraan terhadap Kualitas Air Waduk Tropika. Jurnal Lembaga PenelitianUniversitas Gadjah Mada Yogyakarta. 3 (1): 1 – 7.

Brotowidjoyo, dkk. 1996. Pengantar Lingkungan dan Perairan dan Budidaya Laut. Liberty. Yogyakarta




















LAMPIRAN






Standar amonnia                                                                     sampel




Proses pengenceran amonnia                                                  pengenceran venol
                                                                                        





Hasil pengujian                                                           hasil steptophotometer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar